Selasa, 21 Oktober 2008

The Chaos Information, HOAX



Bagi pengguna Email pasti sudah tidak asing dengan spam. Spam ini adalah email yang isinya seringkali tidak penting dan berisi iklan-iklan produk dari obat kuat sampai produk komputer. email spam ini semakin meraja rela di saat internet semakin luas di pakai orang yang tidak bertanggung jawab sebagai alat penyebar informasi, iklan, bahkan penipuan.


Salah satu email spam yang sangat menggangu saya adalah emali spam yang berisi hoax, dan terkadang hoax ini tidak berada dalam daftar email spam saya, tetapi hoax dikirim dari sahabat saya sendiri. Hoax adalah informasi yang tidak benar, tetapi penulis hoax ini membuat seakan-akan kalao informasi di dalam hoax tersebut adalah benar. Hoax biasanya di dukung dengan cerita-cerita dan kesaksian kesaksian, bahkan foto-foto yang suah di edit dengan software image editing agar informasi itu semakin meyakinkan.


Banyak tujuan-tujuan dari orang yang membuat hoax, beberapa diantaranya hanya untuk mengerjai saja, beberapa ada yang menipu untuk keuntungan materi, ada yang untuk merusak nama dari seseorang atau perusahaan.

Saya semakin kesal dengan hoax apabila hoax itu dikirimkan dari sahabat saya. Saya heran, kenapa pengguna internet sekarang ini tidak mau mencek kebenaran dari pada informasi yang di dapat, mereka meyebarkan infornasi yang belum tentu benar kepada orang lain tanpa ada suatu pertanggungjawaban atas kebenaran informasi yang di sebarkan. Saya melihat kecenderungan seperti ini akan menimbulkan chaos information, yang memang menurut saya sedang terjadi saat ini.

Chaos information merupakan istilah yang saya gunakan untuk menggambarkan keadaan sekarang ini di dunia teknologi informasi, terutama internet yang merupakan dunia dimana informasi menyebar begitu cepat, dan di dalam internet semua orang di dunia bisa memberikan informasi tanpa perlu sebuah otoritas tertentu. Kecepatan penyebaran informasi saat ini sangat lah menguntungkan kita sebagai pengguna informasi, tetapi jika informasi mulai di sebarkan dengan cara yang tidak bertanggungjawab, maka chaos information terjadi.

Sebagai pengguna internet, maka kita perlu kritis, jangan percaya begitu saja pada informasi yang kita baca. Jangankan informasi dari email, website berita ternama saja bisa melakukan kesalahan.

Untuk teman-teman saya, jangan kasih saya email isi hoax lagi ya.....

Rabu, 15 Oktober 2008

Pendikte Opini Publik


Di Zaman sekarang ini informasi dapat tersebar dengan cepat sekali. Hal ini bisa terwujud terutama oleh kemajuan bidang penyiaran di dalam media (televisi, radio, koran). Apa yang terjadi di belahan bumi lain, dalam beberapa menit saja bisa langsung tersebar ke seluruh dunia. Berita tersebar begitu cepat dan luas, bahkan kita dapat menyaksikan sebuah peristiwa besar secara langsung (live) melalui televisi. Saya masih ingat bagaimana saya bisa menyaksikan secara langsung (Live) ketika menara kembar WTC di New York ambruk.

Berita juga dapat tersebar dengan cepat dan luas pada saat ini, tetapi saat sekarang ini media tidak hanya menyebarkan berita, tetapi juga ada opini terselubung yang tercampur aduk di dalam berita yang disampaikan sehingga juga membentuk opini publik, maka dapat di katakan bahwa media pada saat ini juga merupakan (dalam istilah saya), Pendikte Opini Publik.

Berita seringkali tidak hanya memuat fakta, tetapi juga memuat opini-opini di dalamnya. Apa beda opini dan berita? sederhananya, berita berisi kisah atau kejadian di suatu tempat tertentu, tetapi opini merupakan pendapat seseorang atau bisa saja kelompok, atas kejadian atau suatu peristiwa.

Pada saat saya masih kecil saya menonton berita di sebuah stasiun televisi yang ditayangkan pada jam 7 malam, pada saat itu ada berita tentang pembunuhan yang terjadi di Timur Tengah yang di lakukan oleh tentara Israel pada penduduk Palestina. Pembaca berita itu berkata kira-kira seperti ini, "Pembunuhan yang dilakukan oleh tentara Israel yang kejam itu....." Pada saat saya mendengar kata-kata itu saya berpikir bahwa ini aneh, lalu timbul pertanyaan, mengapa tentara Israel dikatakan kejam di berita itu? bukankah seorang pembaca berita hanya membaca berita? bukan memberikan opini? apakah tentara Israel kejam atau tidak, bukankah opini harusnya diserahkan kepada masyarakat yang menonton? (karena acara itu merupakan acara khusus berita, bukan dialog, atau talk show yang memang berisi opini). Sebagai penerima informasi berita di dalam internet dan berbagai media lainnya, hendaknya kita harus bisa lebih kritis untuk menyaring opini-opini yang ada di dalam berita sehingga opini kita tidak di kendalikan oleh media yang tentu saja belum tentu "bijak" dalam "beropini", atau bahkan dalam berbagai kasus tertentu bisa saja memiliki agenda tersembunyi, karena bisa saja media tersebut di kuasai oleh kelompok tertentu, dan melalui media itu, mereka berusaha membentuk pandangan publik yang menguntungkan kelompok tersebut.

Contoh lainnya adalah berita tentang seorang homoseks yang membunuh banyak laki-laki yang sebagian besar merupakan kekasihnya. Nah, saya yakin 95% orang yang membaca ini pasti tahu siapa pembunuh yang saya maksud, dia adalah Ryan. Pada saat kasus Ryan terkuak, maka selama hampir satu bulan layar kaca kita di hiasi oleh wajah Ryan, bahkan Ryan sudah seperti seorang selebriti karena sampai ada yang meminta untuk berfoto ria dengan dia. Masalah di masyarakat mulai timbul ketika tayangan berita tentang Ryan di tayangkan terus pada minggu kedua. Para banci-banci mulai diduga memiliki potensi untuk membunuh secara sadis ala Ryan, maka mereka mendapatkan tekanan dari masyarakat dan lebih di kucilkan dan di takuti, sehingga banci-banci ini sampai meminta bantuan pada lembaga-lembaga masyarakat untuk membela hak mereka, dan menjernihkan satu logika sederhana yaitu bahwa banci-banci (yang dalam hal ini adalah juga merupakan homoseks) belum tentu memiliki jiwa pembunuh seperti Ryan.

Seorang Filsuf bernama Jurgen Habermas mengkritisi kondisi ini di dalam masyarakat. Dia melihat bahwa opini publik pada zaman sekarang ini cenderung di dikte oleh media. Apa saja opini yang di lemparkan media kepada publik, maka sebagian besar publik akan mengikuti opini tersebut. Disini dapat kita lihat bahwa hal ini merupakan hal yang sangat tidak sehat untuk perkembangan masyarakat di dalamnya, karena dengan mudah masyarakat di kendalikan, di manuver kemana saja media inginkan, karena publik tidak lagi memiliki opini nya sendiri, hanya terus memakan saja informasi dan opini tanpa mencerna kembali apa yang di dengar.

Masyarakat yang sehat, terutama yang hidup dalam iklim demokrasi, perlu memliki rasa kritis dalam menerima informasi dari media, nah sebagai individu-individu yang membentuk masyarakat, maka janganlah kita terus di dikte oleh media, kita perlu membaca, berpikir dan berpendapat secara kritis, pembentukan opini publik yang murni ada di tangan kita masing-masing.

Selasa, 30 September 2008

Serakah + Konsumerisme = Krisis Ekonomi, Sebuah Pembelajaran


Sudah sebulan terakhir ini perekonomian dunia, khususnya perekonomian dalam aspek moneter mengalami saat-saat ketidakpastian. Saham-saham di berbagai bursa berjatuhan seperti daun di musim gugur. Halaman-halaman media di penuhi oleh foto-foto wajah para pemain bursa yang terkejut, sedih, kaget, atau menutupi wajahnya.

Seperti yang sudah di beritakan oleh media, bahwa kejatuhan harga saham, dan ketidak pastian ekonomi itu itu merupakan akibat langsung dari bangkrutnya perusahaan pengelola keuangan Lehman Brothers, dan kebangkrutan yang di alami Lehman Brothers merupakan akibat dari subprime mortage, yaitu pinjaman kredit rumah bagi orang-orang yang sebenarnya tidak memiliki syarat yang cukup untuk mengambil kredit rumah secara finansial. (hal ini terjadi sejak tahun 2007) Anehnya, orang yang tidak layak diberi pinjaman masih di berikan pinjaman, Ini lah letak penyakit dari krisis ekonomi sebenarnya.

Saya membaca di dalam tulisan sebuah website ternama, CNN, bahwa para pemberi kredit (perusahaan keuangan, misal bank) , memberikan kredit kepada konsumennya secara berlebihan agar para peminjam uang bisa meminjam uang sampai batas kemapuan finansialnya, yang artinya para perusahaan investasi di Amerika berusaha untuk memutar uang yang tersimpan di perusahaannya secara maksimal (bukan optimal), agar semua uang yang ada bisa di pinjamkan dengan tujuan untuk mengambil keuntungan bunga tanpa memperhatikan secara seksama keadaan keuangan si peminjam. Bahkan seorang kakek berumur 71 tahun pun ketika hendak meminjam uang sebesar 100.000 USD langsung di berikan pinjaman. Bukankan ini sesuatu yang konyol? maka disini bisa kita lihat betapa serakah nya para perusahaan pengelola keuangan, mereka sudah menjadi buta karena mengharap keuntungan dari bunga pinjaman sehingga melupakan prinsip-prinsip kelayakan kredit. Perusahaan yang memberikan pinjaman kredit (kreditor) hendaknya meneliti lebih sungguh bagaimana keadaan dari peminjam uang(debitor), apakah pinjaman sanggup di kembalikan dalam jangka waktu yang di tentukan, serta memberikan bunga yang wajar dalam pinjaman tersebut.

Di sisi lain para peminjam uang tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan kebutuhannya sendiri. Penduduk global sekarang ini masih memiliki sikap konsumerisme yang tinggi, hal ini sebenarnya juga di dorong oleh perusahaan keuangan itu sendiri, ironis bukan? contoh saja kartu kredit yang selalu ditawarkan dari tempat perkantoran yang paling mewah, sampai pada jembatan-jembatan penyeberangan di daerah sudirman. Mereka menawarkan kartu kredit dengan berbagai fitur-fitur diskon untuk makan dan berbagai produk, juga setelah kita menerima kartu kredit, maka ada katalog yang tiap bulannya datang menghampiri kita dengan tawaran-tawaran yang menuliskan 0 persen pada produk-produk yang di tawarkan, yang sebenrnya kalau di teliti, harga yang tertera selalu lebih tinggi dari pada harga yang ada di pasar. Menabung telah digantikan oleh pembayaran hutang pada barang-barang yang belum tentu kita butuhkan, karena masyarakat tidak dapat membedakan kata kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan (suatu barang) merupakan produk utama yang benar-benar kita perlukan agar tetap bisa hidup, sedangkan keinginan akan suatu produk tertentu belum tentu merupakan hal yang kita benar-benar perlukan. Jadi berhati-hati untuk membeli suatu produk dengan mempertimbangkan apakah ini merupakan kebutuhan, atau keinginan.

Nah bisa kita simpulkan bahwa

Keserakahan (pemberi pinjaman)+ Konsumerisme(penerima pinjaman) = Krisis ekonomi.

Trend yang sekarang terjadi di Indonesia tidak jauh berbeda dengan apa yang ada di Amerika, pertumbuhan kartu kredit begitu pesat, dan satu sisi konsumerisme juga tetap menjadi suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat kita, entah karena gengsi atau hanya ingin memiliki suatu barang tertentu untuk kesenangan saja, maka jatuhnya bank-bank dan perusahaan keuangan akibat dari gagal bayar sudah di depan mata, jika bank-bank dan perusahaan-perusahaan keuangan di Indonesia tidak belajar dari krisis keuangan ini, maka kebangkrutan perusahaan-perusahaan keuangan di Indonesia juga akan segera terjadi.

Rabu, 10 September 2008

2 Konsep Tentang Waktu


Sudah lama saya merenungkan tentang waktu, dan setelah lama merenungkan, saya melihat waktu pada umumnya punya 2 konsep.
Pertama konsep waktu itu merupakan penggerak dari segala yang ada di bumi ini. Waktu merupakan pendorong dari segala sesuatu yang eksis di bumi. Setiap gerak, setiap peristiwa, hidup, mati, tertawa, sedih, terbang, jatuh, semua berada di dalam lingkup waktu, dan jika waktu itu berhenti, maka segala sesuatu di alam semesta ini akan berhenti, tidak bergerak, karena segala sesuatunya didorong oleh waktu. Konsep ini di pegang oleh banyak orang pada umumnya.
Yang kedua konsep waktu yang hanya sebagai durasi. Konsep waktu sebagai durasi saja, ini berarti waktu bukanlah pendorong dari segala sesuatu yang ada. waktu hanya bisa di "observasi" apabila waktu tersebut telah lewat, karena kita tidak dapat mengetahui dengan pasti, apakah waktu merupakan pendorong dari segala peristiwa, tetapi yang pasti diketahui adalah bahwa setiap gerak dapat dihitung waktunya (jika sudah lewat) dalam satuan tertentu, detik atau menit misalnya.
Saya akan mencoba memperjelas perbedaan diantara dua konsep ini dengan sebuah ilustasi. Bayangkan ada lomba lari sprint. Setip pelari sudah siap di garis start. Ketika tanda berbunyi maka pelari akan berlari secepat-cepatnya menuju garis finish. Jika kita meilhat konsep waktu yang pertama, maka pada saat pelari berlari dengan menggunakan waktu dan di dorong oleh waktu, maka tanpa waktu si pelari tidak dapat berlari sama sekali, jadi waktu dan gerakan lari si pelari menjadi dua faktor yang membuat si pelari dapat berlari dan mencapai garis finish. Jika mengikuti konsep kedua, maka waktu sama sekali bukan merupakan faktor pendorong sehingga pelari dapat berlari, yang membuat pelari dapat berlari hanyalah gerakan kaki dari pelari tersebut, waktu itu hanya dapat di lihat ketika pelari sudah mencapai garis finish karena di lihat hanya sebagai durasi saja(waktu sudah lewat). Misalnya pada saat di garis finish maka pelari menyelesaikan track lari tersebut dalam waktu 15 detik, nah disini waktu hanya di lihat sebagai durasi saja.
waktu sebagai durasi berarti waktu hanya dapat di kenal jika sudah lewat, yang pada kenyataannya sehari-hari memang begitu, tetapi waktu sebagai pendorong segala sesuatu merupakan sesuatu yang sama sekali belum bisa di buktikan. karena kita tidak dapat mnegetahui dengan pasti, apakah memang waktu yang mendorong segala sesuatu. Kalau begitu mungkin ada keberatan-keberatan akan pendapat ini, karena jika waktu sebagai pendorong itu tidak ada, bagaimana manusia dapat memiliki keasdaran akan waktu? Jawaban saya, apakah jika segala sesuatu yang mungkin manusia pikirkan atau di sadari hanya di dalam pikirannya pasti merupakan sesuatu yang ada secara nyata?
Saya pribadi masih lebih cenderung mengambil konsep kedua, waktu hanya sebagai durasi, karena pergerakan waktu dan waktu yang menggerakan segala alam semesta ini adalah sesuatu yang belum dapat di buktikan.

Minggu, 24 Agustus 2008

Quotes Francis Bacon


"A wise man will make more opportunities than he finds."
"Orang bijak akan menciptakan kesempatan lebih banyak daripada menemukannya."
Francis Bacon
(1561 - 1626)




Sabtu, 23 Agustus 2008

Awarenes (Kepekaan)



   
Kisah ini diambil dari sebuah Talk Show Radio Smart Fm dengan Andrie Wongso, seorang motivator yang sudah sukses. Saya harap kita bisa mengambil pelajaran dari kisah ini. Enjoy! 
Di kisahkan ada seorang pangeran dari sebuah kerajaan Cina kuno. Pangeran ini di kirim ke daerah pegunungan oleh ayahnya untuk berguru pada seorang guru bijak yang sudah terkenal akan kebijakan pemikiran dan karakternya, agar suatu saat mampu menjadi pemimpin unutk menggantikan ayahnya.

 

    Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dan sulit, pangeran tersebut sampai di sebuah bangunan menyerupai kuil tua, dengan semangat yang tinggi, pangeran memasuki kuli tersebut dan bertemu dengan guru bijak. Guru bijak menyambut pangeran tersebut dengan rendah hati dan hormat, “Apa kiranya yang bisa saya bantu untuk seorang muda?” pangeran pun memberi hormat dan menjawab, “Saya hendak belajar pada guru bijak, saya telah mendengar kepandaian dan kebijakan guru dan hendak belajar sedkit kebijakan yang guru miliki.” Guru bijak tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya, tidak lama kemudian guru bijak bertanya pada pangeran, “ Pangeran muda, ada berapa anak tangga saat engkau menuju keruangan ini?” Pangeran tersebut sempat kaget dan bingung dengan pertanyaan yang sepertnya tidak penting dan tidak berguna, karena keinginannya untuk belajar dari guru tersebut cukup besar,maka pangeran tersebut kembali keluar kuil dan menghitung anak tangga yang di laluinya tadi.  

   Pangeran muda itu pun menghitung satu persatu anak tangga yang di laluinya dan kembali ke ruangan di mana terdapat guru bijak yang sedang menunggu. “Saya sudah menghitung anak tangga tersebut guru, semuanya ada limapuluh sembilan buah.” “Benar sekali jawabanmu itu pangeran muda, sekarang ada berapa buah patung yang berada pada lorong kuil saat kau berjalan ke tempat ini, dan apa saja bentuknya?”, pangeran muda dengan sabar kembali meminta izin untuk menghitung patung yang berada di lorong kuil dan melihat bentuk-bentuk dan patung tersebut dan kembali ke ruangan guru bijak. “Semua patung di lorong kuil yang baru saja aku lewati berjumlah dua puluh, dan bentuknya berupa binatang-binatang hutan. “Tepat sekali jawabanmu, sekarang ada berapa lilin yang menyala di ruangan ini?” kembali guru tua itu menayakan hal yang sepertinya tidak berguna pada pangeran. Pangeran muda masih bersabar dan kembali meminta izin untuk menghitung lilin yang menyala di ruangan tersebut. “Lilin yang menyala di ruangan ini berjumlah tiga puluh lima buah.” Sebelum guru tua menayakan kembali pertanyaan yang dirasa tidak berguna, pangeran muda ini segera meminta penjelasan atas pertanyaan yang baru di ajukan guru bijak, “guru apa maksud guru menayakan pertanyaan yang sepertinya tidak penting ini?” Guru bijak tersenyum,”Pangeran muda, hal yang terpenting untuk engkau pelajari sebelum mempelajari hal lain adalah kepekaan, tanpa kepekaan terhadap segala sesuatu, engkau sulit memperoleh pengetahuan baru. Tanpa kepekaan engkau tidak akan bisa membaca situasi yang sedang tejadi di sekelilingmu sehingga engkau tidak dapat bertindak dengan tepat.” Mendengar jawaban ini, pangeran muda itu tersadar bahwa pertanyaan yang di ajukan oleh guru bijak ternyata mangandung makna yang mendalam. Pangeran itu kemudian mengucapkan terimakasih pada guru bijak dan menjadi murid dari guru biak dengan kepekaan tinggi sehingga dalam beberapa tahun, pangeran tersebut dapat menggantikan ayahnya menjadi pemimpin yang baik.

   Cerita diatas mengajarkan kepada kita pentingnya awarness atau kepekaan. Dengan memiliki kepekaan yang tinggi maka pengetahuan dapat kita peroleh di mana saja kita berada, dan kita dapat melihat setiap kesempatan yang lewat dalam hidup kita sehingga kita dapat menagkap kesempatan itu sehingga tidak sia-sia.

Jumat, 22 Agustus 2008

Mark Plus & Co. Strategy 2008 (Bagian 2)


Creative Strategy menghadapi 2008 untuk tidak terjebak dalam price war (perang harga).
Konsep oleh Hermawan Kertajaya dalam Talk Show Radio Smart FM.
Beliau merupakan Founder dari Mark Plus & Co,. sebuah perusahaan konsultan bidang marketing.




Tahun 2008 merupakan tahun yang kreatif.
Ada 3 strategi maketing yang sifatnya kreatif.
Strategi ini cocok di terapkan pada tahun 2008

I. Creative Exploration (Eksplorasi Kreatifitas)
Ada 3 strategi dalam Creative Exploration :

1. Eksplorasi Pasar non Jawa.

Mengeksplorasi market diluar jawa. (secara geografis) Daerah di luar jawa saat ini mulai berkembang, hal ini dapat dilihat pada perubahan kebijakan dengan di terapkan nya otonomi daerah. Selain itu, ekspor indonesia bidang agri seperti kelapa sawit, kopi, dan karet meningkat dengan pesat, dan seperti yang di ketahui, sebagian besar produksi komoditi pertanian tersebut berada di luar pulau jawa.

2. Explore the bottom of the pyramid. (secara demografis)

Kalangan kelas bawah sekarang lebih smart, dan juga butuh pengalaman dalam penggunaan produk.
menjelajahi kelas bawah merupakan salah satu strategi yang dapat di terapkan pada tahun 2008.
Kekuatan daya beli masyarakat pada tahun 2008 di perkirakan akan meningkat karena adanya persiapan pemilu untuk tahun 2009, sehingga pemerintah akan mengeluarkan kebijakan yang sifatnya merakyat, yaitu kebijakan yang memihak pada rakyat banyak, terutama rakyat kecil. Contohnya adalah janji pemerintah untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak walaupun harga minyak mentah dunia naik.

3. Explore the "I" expreses segment.

Seiring perkembangan teknologi komunikasi dan internet, iklim demokrasi yang semakin baik di Indonesia membuat makin banyak orang ingin mengekspresikan diri. Setiap orang kini dapat mengekspresikan diri pada dunia. Salah satu contohnya adalah blog yang anda baca sekarang ini, sehingga melakukan pemasaran melalui internet akan menjadi semakin efektif di tahun 2008 nanti, terutama untuk orang yang senang mengekspresikan diri.

II.Creative Engagement Strategy, (menangkap pasar secara kreatif)

1. Engage Market per Market.
Market pada tahun 2008 tidak dapat di sentralisasi, sekarang market lebih bersifat desentralisasi. Salah satunya karena adanya kebijakan pemerintah dalam otonomi daerah, sehingga market perlu dilihat secara per bagian, lebih ter lokalisasi.

2. Engage with Internet.
Internet booming yang sedang terjadi sekarang, dan akan semakin berkembang pada tahun 2008, dapat dimanfaatkan untuk pemasaran. Ini berkaitan dengan makin banyaknya orang yang ingin mengekspresikan diri melalui media internet.

3. Word of Mouth tetap menjadi alat yang penting dalam strategi marketing di tahun 2008, ini adalah viral marketing.

   Viral marketing sifatnya seperti virus yang dapat menyebarkan suatu pesan dengan cepat dan luas.
   Pada tahun 2008, konsumen tidak akan mudah mempercayai apa yang di dengar maupun di baca pada iklan yang di baca di media, mereka akan lebih percaya perkataan orang yang sudah di percaya atau orang yang telah memiliki pengalaman pada suatu produk atau service yang akan di beli. Ini juga di sebut sebagai marketing horizontal, dimana para marketer dan perusahaan perlu melihat dan mengerti posisi konsumen.


III Creative Execution (Eksekusi yang kreatif)

Aim high or Low (mengincar segmen atas atau bawah)

Pada tahun 2008, segment yang perlu di jadikan incaran pemasar adalah segmen bagian atas (orang-orang yang punya kekuatan daya beli yang tinggi) atau segmen bagian bawah (orang-orang yang memiliki kdayabeli yang sangat rendah). Mengapa kalangan menengah tidak perlu menjadi incaran dalam segmen market ? karena pada tahun 2008, segment menengah akan lebih banyak pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk atau barang. Mereka akan memakan waktu yang lebih lama bagi marketer untuk menjual pada segemen ini di bandingkan kelas atas dan kelas bawah.

Jika perusahaan, atau marketer ingin mengincar kelas atas (aim high), maka perlu menekankan experience services dan produk. Ini merupakan value yang dinilai tinggi bagi kalangan kelas atas. Misalnya mobil lexus yang tidak lagi dipandang sebagai sebuah mobil, melainkan karya sebuah karya seni bernilai tinggi. Begitu pula jam tangan yang sekarang lebih di fungsikan sebagai perhiasan, bukan petunjuk bagi waktu.

Jika perusahaan atau marketer ingin mengincar kelas bawah (aim low). Eksekusilah dengan low cost, low price, dan produk atau service yang sifatnya affordable. Bagi segment bawah mereka butuh produk yang affordable. Misalnya mengubah bentuk kemasan besar, menjadi kemasan yang lebih kecil dengan harga yang terjangkau.

Mark Plus & Co. Strategy th2008 (Bagian 1)

Tulisan ini di sadur dari sebuah talk show di stasiun radio Smart FM di Jakarta.
Talk show tersebut menampilkan Hermawan Kertajaya, yang membahas tentang strategi marketing tahun 2008.
Beliau merupakan founder dari Mark Plus & Co. ,sebuah perusaaan konsultan marketing, dan penulis buku-buku marketing, diantaranya buku marketing in venus.



8 Jebakan yang dapat membuat perusahaan masuk dalam perang harga.

1.The China Price.
   The China Price merupakan tiga kata yang di takuti dalam sebuah industri maupun negara. Barang-barang yang di produksi China pada umumnya murah dan sangat bersaing dalam harga, Jika China memasuki sebuah industri, maka akan terjadi penurunan harga dalam industri tersebut. Ini dapat memicu perang harga dalam industri tersebut.

2. Perubahan teknologi.
   Perubahan Teknologi yang semakin maju dapat memicu penurunan harga pada suatu service maupun suatu produk. Misalnya perubahan teknologi dalam fotografi. Sekarang ini , dengan menggunakan teknologi cetak digital, cost yang di keluarkan akan jauh lebih kecil dari pada mencuci film klise. Ini memicu perang harga.

3. Over supply.
   Dalam hukum permintaan dan penawaran, hal ini tentu sudah menjadi jelas. Jika supply lebih besar dari pada demand, maka harga otomatis akan turun dan dapat memicu perang harga dalam sebuah industri.

4. Margin industri yang besar
   Dalam sebuah industri yang memiliki profit yang tinggi, akan memudahkan perusahaan untuk menurunkan harga demi meningkatkan kemampuan bersaing di dalam industri tersebut, maka margin indusri yang besar memicu perang harga.

5. Deep Pocket.
   Deep pocket berarti ada seseorang atau  sekelompok orang atau institusi yang memiliki uang dalam jumlah yang sangat besar, kemudian masuk dalam sebuah industri yang baru bagi mereka dan memposisikan diri pada harga yang murah pada produk atau servicenya untuk merebut pangsa pasar. ini membuat pemain lama dalam industri tersebut menurunkan harga.

6.Buy Power Decrease
   Menurunnya kekuatan beli dari masyarakat, (mungkin di sebab kan oleh inflasi) membuat perusahaan harus menurunkan harga agar produk atau servicenya dapat di jangkau oleh masyarakat.

7. Lost market share
   Hilangnya/berkurangnya pasar dari sebuah perusahaan, dapat memicu perusahan tersebut untuk menurunkan harga pada industri yang di jalaninya. Hal ini dapat memicu perusahaan lain untuk menurunkan harga. Pak Hermawan Kertajaya mengatakan akan lebih baik memperhatikan kenaikan profit perushaaan dari pada kenaikan market share.

8. Kepercayaan sebuah perusahaan tentang kenaikan volume penjualan jika harga produk atau servce di turunkan.(Walau hal ini belum tentu benar)
   Perusahaan yang percaya akan strategi seperti ini , tidak akan ragu menurunkan harga produk atau servicenya demi kenaikan volume penjualannya.

   Sekarang ini di Indonesia, kedelapan jebakan (trap) ini terjadi dalam industri telekomunikasi, sehingga dapat kita lihat perang harga yang terjadi saat ini di industri telekomunikasi yang diakibatkan 8 jebakan diatas.

Sebagai konsumen ataupun sebagai sebuah perusahaan, kedelapan point diatas tentu akan sangat berguna sebagai acuan untuk menghadapi kondisi perang harga pada tahun 2008.

Rabu, 20 Agustus 2008

Hand Phone dan Komunikasi Relevankah?

Hari gini nga punya handphone? hihihihihi masih inget itu kata-kata dari iklan handphonenya samsung pake kartu fren (kalo nga salah yah). Sekarang kalo nga ada handphone sepertinya susah banget, udah jadi kebutuhan pokok masyarakat dunia, ngeganttin pager (paijer yah bacanya, bukan pager rumah). Kita pasti semua tau kalo handphone itu fungsi utamanya buat nelpon (untuk hubungin orang), juga yang kedua smsan, fitur-fitur lain kayak kamera, mp3 player, video player, internet, sound recording, notes, kalender, jam, itu semua cuma tambahan. (Gile, fungsiya banyak banget yeh..).

Sayang sekali kebanyakan orang mengira, dengan kemajuan teknologi komunikasi (contonya handphone), orang bisa lebih mudah berkomunikasi (perhatiin deh fungsi utama handphone yang gue sebutin). Sebenernya komunikasi itu apaan sih? untuk bisa menilai handphone itu bisa membuat kita lebih mudah berkomunikasi, kita perlu melihat dulu arti dari komunikasi sebener-benernya.

Komunikasi sederhananya adalah transfer pengetahuan, dari seseorang ke orang lain. Walaupun gue kasih arti yang sangat sederhana tentang komunikasi, nyatanya komunikasi itu bukan sesuatu yang mudah untuk di wujudkan di kehidupan nyata. Pernah nga dengerin temen lu lagi ngobrol di handphone, trus ngomelnya nga berhenti, atau konsumen yang marah-marah sama costumer service, atau orang tua yang marah marah sama anaknya, dan di balik telepon anaknya cuma bisa bilang iya, iya, iya. Ini sebuah realitas kalo komnuikasi itu tidak bisa terjadi dengan mudah. Komunikasi adalah barang mahal zaman sekarang ini, lebih mahal dari handphone itu sendiri.

Komnunikasi itu bisa terjadi kalo :

1. Kita punya kelapangan hati untuk mendengar orang lain ngomong, jangan kita melulu yang ngomong, mulutkan ada satu, kuping ada dua tuh, nah kalo diliat dari filsafatnya nih, kita diminta sama SANG PENCIPTA untuk lebih banyak ngedengerin dari pada berbicara. Gimana setuju nga? Yang penting kesediaan hati untuk dengerin orang ngomong deh, itu penting.

2. Denger aja nga cukup, tapi mengerti apa yang kita dengerin baru bisa kita tau maksud orang
yang menyampaikan pesan sama kita. Nah ini butuh wawasan, kalo orang yang ngomong sama kita pake bahasanya susah-susah kita yang denger bisa-bisa kerutin jidat terus. Jadi kalau kita jadi posisi orang yang ngomong, kita harus ngomong dengan bahsa bahasa yang sekiranya bisa dimengerti, jangan pake istilah istilah orang akademis sama orang yang baru dateng dari hutan, coba aja nonton itu film Tarzan, atau filem god must be crazy, lu pasti ngerti deh maksud gue.

3. Cara Komunikasi harus tepat sesuai dengan keadaan (orangnya, suasana hati, momen). Di budaya timur, lu ngomong sama orang yang lebih tua dengan kosakata yang biasa u gunain sama temen u, di jamin deh nga bakal di dengerin. Jadi cara komunikasi itu harus tepat jadi orang itu mau dengerin lu.

4. Semua Alat dan fasilitas komunikasi itu dalam keadaan yang baik (pembicara, medium, dan penerima). Suara itu kalo merambat perlu medium, dan mediumnya adalah udara, kalo udara nga ada, maka suara itu nga bisa merambat. Nah ini sama aja konsepnya, kalo alat alat komunikasi rusak, kita nga bisa berkomunikasi. Well gue kasi contoh yang agak serem dan ekstrim yah, coba bayangin kalo u kena penyekit yang bikin mata elu buta, kuping lu tuli, kulit u mati rasa, lidah u nga bisa ngerasain apa2, bisa nga u berkomunikasi dengan dunia luar? kalo alat2 komunikasi u rusak, maka nga mungkin bisa berkomunikasi.

5. Nga boleh ada noise. noise itu artinya suara2 berisik yang menganggu, atau hal hal lain yang membuat kita nga bisa fokus sama suara yang seharusnya kita denger. Gue punya temen yang rumahnya deket rel kereta api, kalo lagi telpon kadang suka ada suara kereta api, trus kita selalu diem tiap ada suara kereta. Suara kereta yang bikin bising itu namanya noise. Kalo banyak noise atau noise terlalu besar, maka komunikasi jadi terganggu.

Nah balik lagi ke masalah handphone, jadi kalo di pikir2 handphone itu sebenernya cuma alat untuk menghubungi orang lain yang posisinya jauh. Bukan alat "Telekomunikasi", tetapi hanya alat untuk mengkoneksi, karena dengan menghubungi orang melalui handphone bukan berarti kita dah bisa berkomunikasi, walau komunikasi tentu saja sangat mungkin saat menggunakan handphone.

Kesimpulannya semua perkembangan teknologi belum tentu meningkatkan kualitas hidup manusia, karena relevansi teknologi dengan peningkatan kualitas hidup manusia (meningkatnya daya komunikasi kita merupakan bagian dari meningkatnya kualitas hidup manusia) nga selalu berhubungan (ini sering kali tegantung pada manusianya), walau begitu majunya teknologi bisa menjadi faktor juga untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, misalnya teknologi penyaringan air.