Sabtu, 23 Agustus 2008

Awarenes (Kepekaan)



   
Kisah ini diambil dari sebuah Talk Show Radio Smart Fm dengan Andrie Wongso, seorang motivator yang sudah sukses. Saya harap kita bisa mengambil pelajaran dari kisah ini. Enjoy! 
Di kisahkan ada seorang pangeran dari sebuah kerajaan Cina kuno. Pangeran ini di kirim ke daerah pegunungan oleh ayahnya untuk berguru pada seorang guru bijak yang sudah terkenal akan kebijakan pemikiran dan karakternya, agar suatu saat mampu menjadi pemimpin unutk menggantikan ayahnya.

 

    Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dan sulit, pangeran tersebut sampai di sebuah bangunan menyerupai kuil tua, dengan semangat yang tinggi, pangeran memasuki kuli tersebut dan bertemu dengan guru bijak. Guru bijak menyambut pangeran tersebut dengan rendah hati dan hormat, “Apa kiranya yang bisa saya bantu untuk seorang muda?” pangeran pun memberi hormat dan menjawab, “Saya hendak belajar pada guru bijak, saya telah mendengar kepandaian dan kebijakan guru dan hendak belajar sedkit kebijakan yang guru miliki.” Guru bijak tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya, tidak lama kemudian guru bijak bertanya pada pangeran, “ Pangeran muda, ada berapa anak tangga saat engkau menuju keruangan ini?” Pangeran tersebut sempat kaget dan bingung dengan pertanyaan yang sepertnya tidak penting dan tidak berguna, karena keinginannya untuk belajar dari guru tersebut cukup besar,maka pangeran tersebut kembali keluar kuil dan menghitung anak tangga yang di laluinya tadi.  

   Pangeran muda itu pun menghitung satu persatu anak tangga yang di laluinya dan kembali ke ruangan di mana terdapat guru bijak yang sedang menunggu. “Saya sudah menghitung anak tangga tersebut guru, semuanya ada limapuluh sembilan buah.” “Benar sekali jawabanmu itu pangeran muda, sekarang ada berapa buah patung yang berada pada lorong kuil saat kau berjalan ke tempat ini, dan apa saja bentuknya?”, pangeran muda dengan sabar kembali meminta izin untuk menghitung patung yang berada di lorong kuil dan melihat bentuk-bentuk dan patung tersebut dan kembali ke ruangan guru bijak. “Semua patung di lorong kuil yang baru saja aku lewati berjumlah dua puluh, dan bentuknya berupa binatang-binatang hutan. “Tepat sekali jawabanmu, sekarang ada berapa lilin yang menyala di ruangan ini?” kembali guru tua itu menayakan hal yang sepertinya tidak berguna pada pangeran. Pangeran muda masih bersabar dan kembali meminta izin untuk menghitung lilin yang menyala di ruangan tersebut. “Lilin yang menyala di ruangan ini berjumlah tiga puluh lima buah.” Sebelum guru tua menayakan kembali pertanyaan yang dirasa tidak berguna, pangeran muda ini segera meminta penjelasan atas pertanyaan yang baru di ajukan guru bijak, “guru apa maksud guru menayakan pertanyaan yang sepertinya tidak penting ini?” Guru bijak tersenyum,”Pangeran muda, hal yang terpenting untuk engkau pelajari sebelum mempelajari hal lain adalah kepekaan, tanpa kepekaan terhadap segala sesuatu, engkau sulit memperoleh pengetahuan baru. Tanpa kepekaan engkau tidak akan bisa membaca situasi yang sedang tejadi di sekelilingmu sehingga engkau tidak dapat bertindak dengan tepat.” Mendengar jawaban ini, pangeran muda itu tersadar bahwa pertanyaan yang di ajukan oleh guru bijak ternyata mangandung makna yang mendalam. Pangeran itu kemudian mengucapkan terimakasih pada guru bijak dan menjadi murid dari guru biak dengan kepekaan tinggi sehingga dalam beberapa tahun, pangeran tersebut dapat menggantikan ayahnya menjadi pemimpin yang baik.

   Cerita diatas mengajarkan kepada kita pentingnya awarness atau kepekaan. Dengan memiliki kepekaan yang tinggi maka pengetahuan dapat kita peroleh di mana saja kita berada, dan kita dapat melihat setiap kesempatan yang lewat dalam hidup kita sehingga kita dapat menagkap kesempatan itu sehingga tidak sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks for your Comments!